Pojok Properti

Pentingnya Pertimbangan Geologi Teknik Untuk Pembangunan Infrastruktur

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email

PojokProperti.Com, (JAKARTA) — Kondisi regional Indonesia yang dikelilingi lempeng aktif menghasilkan kondisi geologi yang beragam dimulai dari batuan kuarter, formasi vulkanik resen, formasi kenozoikum, formasi mesozoikum, formasi paleozoikum, batuan plutonik, batuan metamorf, dan gunung api aktif dengan potensi tinggi terjadinya bencana gempa bumi dan erupsi vulkanik gunung api. Untuk itu, pertimbangan geologi teknik sangat penting dalam perencanaan pembangunan infrastruktur agar menghasilkan produk infrastruktur yang lebih cepat, efisien, berkualitas, aman, dan berkelanjutan.

Demikian yang mengemuka dari hasil Knowledge Sharing yang diinisiasi oleh Pusaka, Setjen Kementerian PUPR secara virtual, Jumat (23/7/2021).

Baca Juga: Tol Seksi Kelapa Gading-Pulo Gebang Selesai Juli Ini

Menurut Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), saat memberikan keynote speech pada acara tersebut, penyelidikan geologi teknik menentukan safety aspect sebagai usaha mencapai keamanan bangunan, pemilihan lokasi yang tepat.

“Termasuk harus bisa menghindarkan seminimum mungkin pengaruh negatif pembangunan terhadap tata lingkungan serta meningkatkan efisiensi pembangunan seperti penentuan jenis batuan yang paling serasi untuk bahan bangunan, potensi air tanah, penentuan teknologi paling tepat sesuai dengan kondisi morfologi dan geologi,” katanya.

Penerapan disiplin geologi teknik telah digunakan oleh Kementerian PUPR dalam siklus pembangunan infrastruktur atau biasa dikenal dengan SIDLACOM (survey, investigation, and design), pengadaan lahan (land acquisition), pelaksanaan konstruksi (construction), serta operasi pemeliharaan (operation and management).

Baca Juga: Menciptakan Infrastruktur Air yang Berkelanjutan dengan Kemitraan Strategis

Geologi teknik penting untuk menajamkan aspek tata guna lahan, desain, hingga strategi konstruksi agar pembangunan yang dilaksanakan  berjalan sesuai prinsip-prinsip infrastruktur berkelanjutan sehingga layak secara sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Beberapa contoh pembangunan infrastruktur yang menerapkan prinsip geologi teknik di antaranya yaitu pembangunan Bendungan Jatigede yang terhenti hingga puluhan tahun, kemudian atas instruksi Presiden Joko Widodo  untuk dilanjutkan kembali karena manfaatnya yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Salah satu faktor yang menyebabkan tertundanya penyelesaian bendungan tersebut adalah keberadaan Sesar Baribis yang melewati bendungan tersebut. Keberadaan sesar bisa diantisipasi dengan dukungan data dan studi guna meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Selanjutnya, kondisi yang menonjol dengan pertimbangan geologi teknik lainnya, diantaranya longsor Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 122 arah Jakarta dan Likuifaksi Palu.

Baca Juga: Metland Tambun Pasarkan Cluster Platinum Garden, Mulai Rp800 Jutaan

Acara Knowledge Sharing ini juga diisi dengan diskusi dengan tema “Penerapan Geologi Teknik pada Perencanaan Pembangunan Infrastruktur PUPR”. Hadir sebagai narasumber Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian dan Dosen Luar Biasa Teknik Sipil Universitas Indonesia, Paulus Kurniawan.

Sumber Berita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *